sejarah kebab

Ketika mengunjungi suatu tempat atau daerah, makanan khas merupakan hal utama yang dicari oleh para pengunjung. Melalui makanan khas daerah, pengunjung bisa mengenyangkan perut yang kelaparan sekaligus mengetahui bagaimana cita rasa dan ciri khas yang ada pada makanan tersebut.

Meski demikian, zaman yang semakin berkembang membuat masyarakat tidak harus datang ke suatu daerah hanya untuk mendapatkan makanan khasnya, sebab banyak kota-kota besar yang sudah menyediakan berbagai makanan khas dari daerah maupun negara lain.

Misalnya saja makanan khas yang berasal dari Korea Selatan, yang kini sudah sangat menjamur baik di minimarket maupun di rumah makan seperti bulgogi, kimbap, ttokpoki, dan masih banyak lagi. Selain itu, masih ada beberapa makanan dari negara lain yang terkenal di Indonesia, salah satunya adalah kebab, makanan yang mirip dengan roti yang diisi berbagai sayuran dan daging. Dari mana asal makanan kebab dan faktor apa yang membuat makanan ini bisa menjadi makanan hits di kalangan masyarakat? Simak penjelasannya berikut ini.

Negara Asal Kebab

Kebab kini menjadi salah satu makanan yang populer di Indonesia dan bisa kamu temui di restoran mewah maupun di gerobak pinggir jalan. Pada dasarnya, kebab adalah makanan khas yang berasal dari wilayah Timur Tengah, tepatnya di negara Turki. Makanan yang satu ini pada awalnya memiliki berbagai macam sebutan mulai dari kebab, kebob, kabab, kabob, kebhav, dan kephav, sampai akhirnya dikenal secara luas dengan nama kebab.

Secara umum, kebab mengacu pada hidangan daging bakar atau panggang yang ditusuk memakai tusukan ataupun batang besi. Di negara asalnya, kebab memiliki banyak pilihan isian seperti daging ayam, sapi, domba, bahkan ikan, yang tentunya memiliki cita rasa yang jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan kebab yang kamu temui di negara-negara lain.

Sejarah dan Asal-Usul Kebab

Pada abad ke-8, kebab diperkirakan menyebar dari Persia ke seluruh wilayah Timur Tengah dan sampai juga ke India pada abad ke-15, pada awalnya kebab disajikan dalam bentuk bola daging ayam atau daging domba cincang.

Saat masuk ke abad-16, para tentara Turki mulai mempopulerkan makanan ini ke seluruh dunia, jadi pada dasarnya, kebab ini tidak benar-benar lahir di Turki, melainkan di Persia, tapi tentara Turki yang lebih banyak mempopulerkannya. Nama kebab ini pun konon berasal dari diksi Persia ‘Kabab’, yang memiliki arti ‘makanan yang ditusuk dan dipanggang’.

Dalam beberapa literatur sejarah, banyak tentara Turki yang menggunakan pedang mereka untuk mengiris daging panggang, hal inilah yang kemudian membuat kebab dikenal sebagai makanan khas Timur Tengah, khususnya Turki.

Fakta Menarik Mengenai Kebab

1. Arti ‘Doner Kebab’ yang Populer

Dalam bahasa Turki, ‘doner’ berarti ‘memutar’, doner kebab ini memiliki cara memasak yang berbeda dibandingkan dengan kebab pada umumnya. Daging yang sudah dimarinasi akan ditumpuk secara vertikal seperti gulungan benang, kemudian daging tersebut akan dipanggang dengan cara memutar dan diiris tipis untuk dijadikan sebagai isian bersama sayur-sayuran lain. Di Indonesia, doner kebab ini mulai populer sejak tahun 2005 di beberapa restoran tertentu, dan sampai hari ini, kamu bisa menemukannya di gerobak-gerobak pinggir jalan.

2. Kebab Sangat Populer di Jerman

Sekitar 50 tahun lalu, 2 imigran asal Turki bernama Kadir Nurman dan Mehmet Aygun membuka gerai kebab pertama di Berlin. Sejak hari itu, kebab menjadi makanan yang populer di Jerman, bahkan kini sudah ada lebih dari 40.000 kedai kebab di seantero Jerman, jumlah ini melebihi jumlah kedai kebab yang ada di Turki. Meski bukan merupakan makanan khas dari negara Jerman, kebab ini biasanya dijadikan sebagai salah satu lambing keberhasilan para perantau Turki di negara ini.

3. Kebab Bersaing Ketat dengan Hamburger

Sama-sama memiliki isian daging dan salad sayur, tidak bisa dipungkiri kalau kebab dan burger memiliki nilai yang hampir sama di mata para pecinta kuliner. Dengan semakin populernya kebab di Jerman, keberadaannya bisa dianggap sebagai salah satu saingan berat hamburger yang sudah lebih dulu ada. Selain itu, kebab juga memiliki cita rasa yang unik dan akan disesuaikan dengan ciri khas negara masing-masing, namun tetap tidak mengubah cara memasak dan cara penyajiannya.

4. Kebab Memiliki Kandungan Gizi yang Tinggi

Dibalik kelezatan dan kenikmatan kebab, bahan-bahan yang terdapat dalam makanan ini juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti irisan daging sapi atau ayam, sayuran (selada, tomat, bawang bombai), dan saus.

Kebab dipercaya memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, seperti untuk meningkatkan kinerja dan kecerdasan otak, mencegah anemia dan obesitas, sekaligus sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh. Tidak hanya kebab, makanan khas dari daerah manapun selalu menarik untuk dibahas lebih dalam karena hampir semuanya memiliki nilai sejarah dan ciri khasnya masing-masing.

Di Indonesia sendiri, ada beragam jenis makanan yang memiliki nilai sejarah tinggi, salah satunya adalah snack atau makanan ringan yang ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa membaca buku Snack Gurih Klasik karya Julie Sutarjana.

Baca Juga : Daftar 5 Makanan Khas Lebanon Terlezat yang Wajib Banget Kamu Coba!

Selain berisi sejarah, buku ini juga berisi banyak sekali resep makanan ringan peninggalan zaman Belanda, yang banyak disajikan setiap pagi atau sore hari. Tidak hanya Belanda, berbagai resep snack peninggalan dari negara lain juga tersedia dalam buku ini seperti dari Cina dan wilayah Eropa lainnya. Bagi kamu yang hobi membuat camilan dengan cita rasa khas Indonesia, buku ini akan sangat tepat untuk menemani waktu luangmu.

error: Content is protected !!