Di Laos ada kafe yang menyuguhkan aneka hidangan lezat. Mulai dari rumput laut goreng sampai sup berkuah hangat. Sambil ditemani pemandangan sungai Mekong.
Tamasya kuliner tentu jadi salah satu tujuan kami dikala berada di Vientiane. Rasanya tidak komplit mampir ke ibukota Laos tanpa mencicipi hidangan lokal.
Seorang sahabat mengajak kami ke Kong View, kafe yang cukup tenar di sana. Resto ini terletak bersebelahan dengan sungai Mekong. Jadi tempat yang ideal bagi yang berharap makan sambil merasakan pemandangan.
Berdasarkan sahabat kami itu, Kong View sebenarnya paling menarik dikunjungi dikala malam hari. Sebab pemandangan lebih indah dan kafe makin indah dengan adanya penerangan lampion warna warni. Melainkan sebab keterbatasan waktu, kami mampir di sana untuk makan siang.
Jangan bayangkan trek besar untuk menuju ke sana. Perlu melalui jalan kecil tidak mulus di zona perumahan. Baru di bagian paling ujungnya ada plang pedoman kafe.
Masuk ke dalam, langsung kelihatan suasana asri. Kong freshnytrees.com View banyak memakai furnitur kayu. Di dalamnya ada kolam kecil yang memberi suasana rileks. Sementara pohon-pohon besar bisa diperhatikan di dekat tempat duduk outdoor.
Area makan kafe dua lantai ini sendiri terbagi jadi bagian dalam dan luar. Meski udara agak panas, kami memilih duduk di luar. Di sini bisa kelihatan sungai Mekong. Persis di seberang sungai telah kelihatan wilayah Udon Thani, Thailand.
Pilihan menu Kong View cukup banyak, bisa diperhatikan dari buku yang tebal. Seperti salad pedas, olahan ikan keung (ikan sunga Mekong), sup, kari, kuliner Thailand, Chinese, Jepang sampai steak.
Dalam menu ada nama menu dalam tulisan Laos dan bahasa Inggris. Penolongnya ialah teks bahasa Inggris ini, sebab pramusaji tidak bisa bahasa selain Laos.
Sebagai pembuka, kami mencoba River Weed (kai pen) seharga 15.000 Kip atau Rp 27.000. Ini ialah camilan populer khas Laos yang terbuat dari rumput laut sungai Mekong dan sungai lainnya di sana.
Tampak lembaran rumput laut kehitaman dikasih taburan wijen yang merekat dipermukaannya. Teksturnya begitu renyah dengan rasa gurih. Dipadu enak dengan gigitan wijen wangi. Rasa rumput laut sedikit kenyal lembab dikala sesaat masuk mulut. Enak!
Berikutnya kami mengorder Deep Fried-Chicken in Pandanus Leaves seharga 49.000 Kip atau Rp 80.000. Sajian Thailand ini termasuk andalan kafe.
Sebanyak 5 potong ayam dibalut dan digoreng bersama daun pandan. Tekstur ayamnya empuk dengan bumbu gurih. Permukaannya sedikit garing.
Kami paling suka dikala ayam dicocol ke saus pelengkapnya. Saus kecokelatan yang kental dan manis bercitarasa mirip madu. Dalam saus juga ada taburan wijen. Saat dimakan jadi sedikit mengingatkan ayam goreng madu.
Menu lain yang kami coba ialah Prawns (Tom Yum Kung) in Clear Spicy & Sour Soup seharga 45.000 Kip atau Rp 74.000. Hidangan ini berkuah bening tapi punya wangi-wangian segar tom yum. Isiannya ada jamur champignon, cabai kering, serai, bawang bombay, udang, dan potongan cabai rawit.
Tekstur udangnya renyah. Semacam juga dengan jamur. Sementara kuahnya terasa asam segar dan pedas menyengat. Apalagi kalau tergigit cabainya. Paduan daun jeruk dan serai ikut tercecap dalam kuah. Enak menghangatkan.
Sebagai penyegar, kami mencoba dua olahan mangga. Pertama, Slice Fresh Mango Served with Shrimp Dip seharga 30.000 Kip atau Rp 50.000. Berupa irisan mangga muda yang dikasih tumpukan es batu.